SMS Gratis

Jumat, 24 Juni 2016

Inspirasi Michael Jordan

Iklan bentar yaa.... 🌹❤ copas dari grup motivasi untuk semangati diri sendiri. . Renungan siang

Ada kisah bagus yg patut direnungkan dan menjadikan motivasi bagi kita semua.
Michael Jordan,
Ia berkulit hitam, lahir pada tahun 1963, di dae_rah
kumuh Brooklyn, New York.
Ia memiliki empat orang saudara, sementara
upah ayahnya yang hanya sedikit tidak cukup
untuk menafkahi keluarga. Semenjak kecil, ia
melewati kehidupannya dalam lingkungan miskin
dan penuh diskriminasi, hingga ia sama sekali
tidak bisa melihat harapan masa depannya.
Ketika ia berusia tiga belas tahun, ayahnya
memberikan sehelai pakaian bekas kepadanya,
“Menurutmu, berapa nilai pakaian ini?”
Jordan menjawab, “Mungkin 1 dollar.”
Ayahnya kembali berkata, “Bisakah dijual seharga
2 dollar? Jika engkau berhasil menjualnya, berarti
telah membantu ayah dan ibumu.”
Jordan menganggukkan kepalanya, “Saya akan
mencobanya, tapi belum tentu bisa berhasil.”
Dengan hati-hati dicucinya pakaian itu hingga
bersih. Karena tidak ada setrika untuk melicinkan
pakaian, maka ia meratakan pakaian dengan sikat
di atas papan datar, kemudian dijemur sampai
kering. Keesokan harinya, dibawanya pakaian itu
ke stasiun bawah tanah yang ramai,
ditawarkannya hingga lebih dari enam jam.
Akhirnya Jordan berhasil menjual pakaian itu.
Kini ia memegang lembaran uang 2 dollar dan
berlarilah ia pulang.
Setelah itu, setiap hari ia mencari pakaian bekas,
lalu dirapikan kembali dan dijualnya di keramaian.
Lebih dari sepuluh hari kemudian, ayahnya
kembali menyerahkan sepotong pakaian bekas
kepadanya, “Coba engkau pikirkan bagaimana
caranya untuk menjual pakaian ini hingga
seharga 20 dolar?”
Kata Jordan, “Bagaimana mungkin? Pakaian ini
paling tinggi nilainya hanya 2 dollar.”
Ayahnya kembali memberikan inspirasi,
“Mengapa engkau tidak mencobanya dulu? Pasti
ada jalan.”
Akhirnya, Jordan mendapatkan satu ide, ia
meminta bantuan sepupunya yang belajar
melukis untuk menggambarkan Donal Bebek yang
lucu dan Mickey Mouse yang nakal pada pakaian
itu. Lalu ia berusaha menjualnya di sebuah
sekolah anak orang kaya. Tak lama kemudian
seorang pengurus rumah tangga yang menjemput
tuan kecilnya, membeli pakaian itu untuk tuan
kecilnya. Tuan kecil itu yang berusia sepuluh
tahun sangat menyukai pakaian itu, sehingga ia
memberikan tip 5 dolar. Tentu saja 25 dollar
adalah jumlah yang besar bagi Jordan, setara
dengan satu bulan gaji dari ayahnya.
Setibanya di rumah, ayahnya kembali
memberikan selembar pakaian bekas kepadanya,
“Apakah engkau mampu menjualnya kembali
dengan harga 200 dolar?” Mata ayahnya tampak
berbinar.
Kali ini, Jordan menerima pakaian itu tanpa
keraguan sedikit pun. Dua bulan kemudian
kebetulan aktris film populer “Charlie Angels”,
Farah Fawcett datang ke New York melakukan
promo. Setelah konferensi pers, Jordan pun
menerobos pihak keamanan untuk mencapai sisi
Farah Fawcett dan meminta tanda tangannya di
pakaian bekasnya. Ketika Fawcett melihat
seorang anak yang polos meminta tanda
tangannya, ia dengan senang hati membubuhkan
tanda tangannya pada pakaian itu.
Jordan pun berteriak dengan sangat gembira, “Ini
adalah sehelai baju kaus yang telah
ditandatangani oleh Miss Farah Fawcett, harga
jualnya 200 dollar!” Ia pun melelang pakaian itu,
hingga seorang pengusaha membelinya dengan
harga 1.200 dollar.
Sekembalinya ke rumah, ayahnya dengan
meneteskan air mata haru berkata, “Tidak
terbayangkan kalau engkau berhasil
melakukannya. Anakku! Engkau sungguh hebat!”
Malam itu, Jordan tidur bersama ayahnya dengan
kaki bertemu kaki. Ayahnya bertanya, “Anakku,
dari pengalaman menjual tiga helai pakaian yang
sudah kau lakukan, apakah yang berhasil engkau
pahami?”
Jordan menjawab dengan rasa haru, “Selama kita
mau berpikir dengan otak, pasti ada caranya.”
Ayahnya menganggukkan kepala, kemudian
menggelengkan kepala, “Yang engkau katakan
tidak salah! Tapi bukan itu maksud ayah. Ayah
hanya ingin memberitahumu bahwa sehelai
pakaian bekas yang bernilai satu dolar juga bisa
ditingkatkan nilainya, apalagi kita sebagai
manusia yang hidup? Mungkin kita berkulit lebih
gelap dan lebih miskin, tapi apa bedanya?”
Seketika dalam pikiran Jordan seakan ada
matahari yang terbit. Bahkan sehelai pakaian
bekas saja bisa ditingkatkan harkatnya, lalu
apakah saya punya alasan
untuk meremehkan diri sendiri?
Sejak saat itu, dalam hal apapun, Michael Jordan
merasa bahwa masa depannya indah dan penuh
harapan.
Potensi diri kita begitu besar, jangan dipandang
kecil hanya karena kita terlihat lecek, kumal, dan
belum “diasah”. Tetaplah berusaha dan teruslah
mengasah kecerdasan dalam melakukannya.
SEMANGAT !!
Selamat siang dan slmt menjala[disingkat oleh WhatsApp]

0 komentar:

Posting Komentar